Jumat, 09 April 2010

Sekolah Malam

Apa yang kami takutkan selama ini menjadi kenyataan..
Setelah 2 kali melakukan Try Out ( TO) sebagi uji coba menghadapi UN, siswa-siswa kelas 9 kami mengalami kegagalan.
Pada TO pertama hanya ada satu siswa yang lulus dan pada TO yang kedua yang diadakan pada tanggal 15 - 18 Februari 2010 yang lalu, masih saja satu orang yang lulus, itupun dengan nilai yang sangat pas pasan.

Kami guru telah melakukan usaha maksimal untuk meningkatkan kemampuan siswa, tapi apa boleh buat, guru yang berusaha tapi kalau tak ada respon yang memadai dari siswanya, ya sama juga gak ada artinya. Ibarat hanya memasukkan air ke dalam teko yang bawahnya bolong..

Saya merasa sangat sedih sekali, semua cara sudah dilakukan... selain menambah jam pelajaran untuk UN, kami juga telah menambah jam sore agak siswa lebih siap menghadapi UN dengan menyelesaik soal soal ujian pada tahun tahun yang telah lalu..

Siapakah yang bisa disalahkan?? apakah guru guru nya? atau siswanya yang tak mempunyai minat untuk belajar, atau orang tua yang kurang memperhatikan kepentingan anak anaknya???

Dan lagi lagi, kami para guru yang harus lebih ekstra keras.
Pemuka masyarakat disana meminta guru memberikan seklah malam..
Sekali lagi....SEKOLAH MALAM....
Mungkin teman teman bisa membayangkan mengajar sedolah malam di tempat dengan kondisi yang seperti itu. Kami harus mengajar dari pagi, lanjutkan sore, lalu malam yang berakhir sekitar pukul 8.30 malam..
Bagaimana saya bisa pulang ke rumah yang jaraknya 2,5jam dari sekolah..
Ini bukanlah keputusan dari pemenrintah... tapi ini adalah keputusan sepihak dari masyarakat tempat kami mengajar...

Terus terang saya tak habis pikir, apakah mereka memikirkan kesehatan kami guru yang mengajar dari pagi sampai malam?
Apakah mereka memikirkan jam berapa kami akan bertemu dengan keluarga dan anak anak karna tentu sampai di rumah sudah pukul 11 malam. apalagi saya mempunya anak bayi yang masih berusia 7 bulan..
Apakah memang dibenarkan hal ini berlaku?
Saya sedih.. sedih sekali...
Hanya demi kepentingan sekelompok orang, mereka mengorbankan kami yang mereka anggap sangat bertanggung jawab mencerdaskan anak anak mereka.. Seolah kami adalah robot.
Saya pribadi, mengajar sampai kapan pun tak masalah, asal siswanya mampu menghargai guru, mereka mau bersemangat belajar yang tujuannya untuk mencerdaskan diri mereka..
Tapi ini???

Hanya Allah lah yang tahu bagiama beratnya menjalani ini semua

Tulisan ini tak ada sedikitpun bermaksud untuk menhujat.. ini hanya sebuah curahan hati saya sebagi seorang guru yang katanya sangat berkewajiban mencerdaskan anak bangsa...

Tidak ada komentar: