Jumat, 19 September 2008

We Love U alin


Tgl 20 sampai tgl 29 Agustus rumah kami menerima seorang anak angkat, yaitu pelajar dari Seremban yang mengikuti program pertukaran pelajar. Sama seperti halnya pelajar Bukittinggi yang pernah mengikuti pertukaran pelajar, mereka tinggal di rumah orang tua agkat yang telah di tunjuk oleh Dinas Pendidikan Kota.
Kami menerima seorang anak perempuan cantik bernama AMALINA AIN BINTI NORMAN. Dia pelajar dari SMK rantau.

Dua hari sebelum kedatangannya, saya mulai membenahi rumah, membeli tempat tidur baru karena kamar yang berada di sebelah kamar tidur kami masih kosong. Biasanya kamar itu kami jadikan tempat pakaian yang telah dicuci dan di setrika. Suami saya juga meyarankan membeli gorden baru untuk di kamar itu. Persiapan kami cukup heboh. Maklumlah kami memang blom dikarunia anak sejak 4 tahun pernikahan kami. Jadi kami ingin Alin ( panggilan Amalina) merasa betah di rumah kami.

Ketika Alin sampai di rumah kami, kami lansung merasa akrab. Karena pembawaanya yang periang dan tak pemalu,dia langsung dekat dengan saya dan suami. Di Bukittinggi Alin belajar di sekolah tempat saya mengajar yaitu SMP Xaverius Bukittinggi. Di sekolahpun Alin cepat menyesuaikan diri dengan teman-temannya...
Rumah kami pun penuh warna dan hangat dengan kehadiran Alin. Biasanya sepulang mengajar saya dan suami hanya menonton atau membaca majalah, Tapi sejak kehadiran Alin kami sering jalan-jalan, makan di luar. Kami juga sering mengajak Alin mencicipi makanan Indonesia seperti pecel lele, nasi uduk, sate madura, bakso. Tapi makanan pavorit Alin adalah Ayam Kalasan. Hampir tiap hari Alin mengajak kami untuk makan Ayam Kalasan di Resto La'Mor Bukittinggi. Alin sangat manja pada kami, Kami sangat menyayangi Alin.




Selain pintar, Alin juga memiliki suara merdu. Ini terbukti sewaktu malam perpisahan Alin mempersembahkan beberapa lagu

Saya tak bisa menahan tangis ketika malam perpisahan itu tiba. Saya lihat Alin pun tak dapat menahan tangisnya.Ami berpelukan, rasanya saya ingin Alin tetap di bukitinggi dan tinggal bersama kami.Tapi kami juga sadar bahwa Alin harus kembali ke negaranya karena disana ada orang tua dan keluarga yang lebih menyayanginya.
Sekarang Alin telah kemali ke negrinya, Seremban. Rumah kamipun kembali sepi. Hari pertama Alin tak berada di rumah kami, saya sering melamun membayangkan keceriaan Alin. Kami sangat beruntung menjadi orang tua angkat Alin karena Alin benar-benar anak yang baik, pintar, ceria, bahkan hampir semua teman-temannya yang sama-sama mengikuti program pertukaran pelajar menyukainya. Insya Allah saya dan suami akan selalu menyayangi Alin karena hubungan kekeluargaan kami tidak akan terputus. Kami berencana akan mengunjungi Alin ke Seremban akhir tahun nanti.

Tidak ada komentar: